Senin, 30 Mei 2011

Raga yang Ku Rindu

Orange dengan sinarnya
terasa panas menyengat sorot matanya
aku masih terdiam memikirkan yang tidak ku mengerti
segalanya hampa dengan kejenuhan
semua sudah tau jawabnya
namun aku masih mencari dalam waktu tentangnya
seiring saat air mata mulai mengering
semua akan tetap harus ku tunggu dengan rinduku
ternyata ruangku kosong tanpa jiwamu
ternyata waktuku sepi tanpa ragamu
ku rindu dalam pelukmu
ku rindu kecup bibirmu
ku rindu gaya manjamu
ku rindu saat berdua denganmu
sepuluh bulan telah berlalu segalanya tidak tanpa kerinduan
semuanya tidak tanpa kesunyian
aku menangis karena tak tau harus bagaimana?
aku diam karena ku telah bosan
aku sudah teriakkan segala bahasaku untukmu agar jadi pengobat kerinduanku
ternyata semua percuma tidak mengantarkan ragamu ke sampingku
aku masih setia mendengarkan suaramu
aku masih mau melihatmu lewat layarku
dengan menghelakan nafas saat ini aku mengalah dalam keadaan
namun pasti aku akan tetap menunggumu...

4 komentar:

  1. Hehehe..
    hati2, klu tdk bsa breang
    sulit selmatnya.
    hmMmmm
    trimksih sudh stia mampir
    mas Dede

    BalasHapus
  2. Menunggumu adalah hal yang paling menjemukan...
    Waktu seperti beku, tidak juga mau beranjak. Hanyalah harap cemas di siang hari gerah dan panas. Apakah kau di sana juga merasakan hal yang sama ?
    Merindukanmu adalah hal yang paling menyenangkan dan juga memalukan...
    Kupanggil nama boss-ku di tempat kerja dengan namamu.. huhh, aku pun tersipu! Bahkan angin yang berhembus di meja kerja, kukira dirimu. Banyanganmu selalu menyelinap datang dan tak mau pergi. Apakah ini siksa rindu, atau cinta yang memabukkan itu...??

    puisi yang menyentuh !
    salam kenal ^_@

    BalasHapus
  3. Insomnia, iya slam knal jga
    nice puisinya...
    trmksih sudh mo mampir.

    BalasHapus