Rabu, 06 Mei 2009

KEGELAPAN

Matahari condong bagai gumpal emas raksasa
membara menggantung di awang-awang
dengan berlahan menghilang di balik bukit
kini awan tebal menutupi penerangan
dengan menghadirkan kesunyian dalam kegelapan...


Rindukan aku bila tak ada hari esok untukku lagi
karena ketika waktu yang tersisa walau hanya sekejap anggap itu selamanya
namun saat ku pergi tidak untuk kembali
ingat dan selalu hadirkan aku dalam hati lewat mimpi!!!


Sepi itu yang ku rasa
hanya detak jarum jam yang ku rasa yang menghiasi ruang kesunyian
dan ku termangu dalam diam
ku terlindung dalam kegelapan
sorakan dan jeritan tanpa henti dari hati
lelapkan aku dalam tidur panjang

Segala gelisahku membentur dinding kepiluan
tak dapat terbebas dari kesunyian
sungguh bukan itu yang ku harapkan
namun waktu dan ruang memaksa agar ku hidup dalam penderitaan
bukan siksaan mungkin ujian...


Sesekali ku berteriak namun siapa yang akan mendengar
karena itu hanya jeritan hati yang tak berdaya
mungkin dirimu tau deritaku
tetapi mungkin juga dirinu tak memahami siksaku
dirimu menyaksikan tetapi tidak merasakan
Ku ingin dirimu tau aku di sini menginginkan untuk cepat kenbali disisimu
dan ku berharap dapat memelukmu dengan segala bebas yang ada walau hanya sesaat
telah lama tersimpan kerinduan yang menyelimuti relung hati

Ada rasa berat bebani hatiku
ada hal yang mengungkap kepedihan
itu semua ketika mata ini menyaksikan langkahmu mulai menjauh
disaat ku melihat punggungmu
sebagai tanda suatu akhir dari awal jumpa...


Bila waktunya tiba
akhirnya dirimu temukan titik kejenuhan yang mendalam
jangan dirimu tunggu aku lagi
pergilah tanpa cita-cita dan bawa asamu yang sudah ada
untuk cintamu berikutnya yang akan dirimu jumpai di masa yang akan datang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar