
Berulang kali aku mencoba untuk mengakhiri nafasku namun selalu gagal
benar...
nyawa ku adalah haknya tuhan kapan dan di mana saja yang diinginkan
namun itu karena ku masih punya iman dan aku masih ada hal yang harus aku tunggu
masih cerita yang sama yaitu tentang kembalinya kekasihku
karena dia aku masih bernafas di ruang ini
sebab dia memberikan semangat bahwa aku berarti dalam hidupnya dan berharga dalam kehidupanku sendiri
karena dia aku masih berdiri dalam kepenatan waktu
sebab dia mengajarkan aku sebuah aman dan nyaman
karena dia aku masih mau bertahan di sini
sebab dia mengajarkan aku sebuah kesempatan kata maaf dan menerima
tetapi...
aku bukan psikolog yang setiap saat bisa menampung cerita segala keluh dan kesah Anda
aku bukan seorang dokter yang bisa menebak penyakit dan mengobati sebuah luka
memang aku bukan orang suci yang tanpa dosa
aku manusia yang bisa menangis dan tertawa sama dengan yang lainnya
aku punya perasaan dan pikiran sama dengan yang lainnya
aku tidak perlu diposisikan menjadi gadis yang istimewa
aku hanya ingin dihargai
aku tidak perlu harus dengan hidup mewah dengan segala berlimpah
aku hanya ingin sebuah kenyamanan
aku diam itu caraku menyayangi Anda
agar sedikit memberikan peluang luka pada Anda kerena aku
aku tak banyak berbahasa itu caraku memberikan perhatian pada Anda
agar dengan tindakanku Anda bisa menilai tentang aku
sejak aku dilahirkan dari usia tiga bulan Anda tinggalkan
dengan satu alasan demi kebahgiaanku suatu hari nanti yang segalanya tercukupi
iya, aku terima...
Anda berpisah dengan pria brengsek itu ayah biologisku
keluarga kecilku terlantar itu karenanya kata Anda
iya, aku terima...
aku harus mengalah demi saudariku yang lebih dulu harus sukses dalam kariernya
dengan alasan tak mampu mencukupi hidup ini
iya, aku terima...
aku harus berhenti mencapai karierku
satu hal lagi karena mengeluh tak kuat hidup satu atap dengan saudariku yang sudah bersuami
demi mendirikankan sebuah gubug kecil buat masa depannya
iya, aku terima...
aku coba mandiri dengan segala yang ku mampu ternyata tindakkanku itu salah
aku diam salah, berbiacara lagi malah jadi segalanya salah kaprah
dalam hidupku selalu tarik-ulur seperti benang layang-layang
kadang menyanggupi lain waktu mengeluh tidak siap
apa aku harus menerima juga???
siapa yang akan mendengar keluhku?
siapa yang akan mengerti jerit batinku?
siapa yang ingin mengerti tentang hatiku?
aku selalu sepi, aku selalu sendiri
aku tak berteman dan tak berkawan
aku adalah gadis yang bernasib beruntung tapi tidak mujur
iya ini adalah diary depresiku...